GLOBAL.EXPOST.CO.ID | Jakarta - Pemerintah Kota Langsa melakukan penandatanganan MOU dengan PT Bursa efek Indonesia serta pencanangan edukasi dan literasi pasar modal kepada 1.000 aparatur Gampong dan ASN dalam wilayah kota Langsa.
Kegiatan tersebut berlangsung di Mainhall PT. Bursa Efek Indonesia Jln. Sudirman, Jakarta Selatan. Selasa (22/08/2023).
Hadir Pj. Walikota Langsa Ir. Said Mahdum Majid, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakot Langsa, Ali Musafa SE, Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kota Langsa, T. Syah Putra, SE, Camat Langsa Barat, Hady Wijaya S.STP., MSP, Geuchik Serambi Indah Malikul Adil, Direktur Operasional dan Keuangan PT Pelabuhan Kota Langsa (Perseroda), Iswantara Adi Nugraha.
Dalam MoU tersebut, maka akan dibuka Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang akan
memberikan layanan pembukaan rekening Investasi dan konsultasi
investasi secara gratis kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
Masyarakat umum di Kota Langsa; Mendorong dan mendampingi Pemerintah Kota Langsa untuk bisa
mendapatkan pendanaan di pasar modal melalui penerbitan
Obligasi/Sukuk Daerah;
Mendorong dan mendampingi perusahaan lokal untuk bisa
mendapatkan pendanaan di pasar modal melalui Go Public; dan Memberikan layanan produk dan jasa pasar modal lainnya, antara
lain seperti melakukan edukasi lanjutan kepada investor baru tentang
analisis fundamental dan teknikal.
Pj Walikota Langsa pada kesempatan ini mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas penandatangan MoU ini yang memungkinkan 1.000 personil ASN dan perangkat gampong di Kota Langsa mendapatkan edukasi dan literasi mengenai pasar modal.
"kegiatan tersebut sangat penting dilakukan karena sering sekali ASN, perangkat gampong maupun warga biasa terjerat dengan berbagai macam model investasi bodong, baik yang berkedok arisan, trading , currency, pembelian mata uang, dan investasi jelins lainnya yang menawarkan keuntungan hingga 60-80 % dari nilai investasi," kata Said Mahdum.
Dia menjelaskan kerugian masyarakat Aceh akibat terjerat investasi bodong tersebut mencapai ratusan milyar bahkan mungkin trilyunan rupiah. Investasi bodong justru kebanyakan korbannya orang yang punya uang, termasuk ASN, yang berharap akan mendapatkan tambahan pendapatan yang signifikan tanpa harus bekerja keras tetapi yang didapat justru kerugian.
Dikatakannya, Gampong atau desa saat ini mendapatkan kucuran Dana Desa yang cukup besar dari Pemerintah dan salah satu program prioritasnya adalah pengembangan BUMDES atau BUMG. Sebagian besar pemerintah gampong dan pengurus BUMG belum tahu jika mereka bisa menarik modal dari pasar modal ini untuk pengembangan usahanya.
Jika hanya berharap dari penyertaan modal pemerintah desa saja tentu sangat terbatas karena banyak urusan harus dibiayai, seperti penyelenggaraan pemerintahan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan infrastruktur skala desa, dan tanggap darurat bencana.
"Mau tidak mau BUMG harus bertransformasi menjadi entitas usaha yang professional, mempraktekan tata kelola perusahaan yang baik, serta menguntungkan secara ekonomi," ujarnya.
Di Kota Langsa, sambungnya, ada beberapa BUMG yang punya potensi menjadi BUMG maju. Mereka mempunyai sumber daya perikanan tangkap atau perikanan budidaya yang cukup melimpah, bentang alam yang cantik untuk pengembangan ekowisata, dan ada juga desa yang mempunyai sentra industri rumah tangga seperti terasi dan aneka makanan minuman olahan mangrove.
Produk tersebut selain laku di pasaran lokal juga punya potensi pasar internasional khususnya produk olahan mangrove. Untuk itu perlu suntikan permodalan yang bisa digali dari pasar modal.
"Untuk itu dengan pendampingan dari Bursa Efek Indonesia kami berharap performa BUMG di Kota Langsa dapat ditingkatkan sehingga menarik investor, memacu timbulnya industri yang dapat meningkatkan nilai tambah produk," jelasnya.(BY)
Sumber:Diskominfo Kota Langsa.
Social Header